Saatnya Petani Kopra SEJAHTERA…!

Bukan kabar burung, tetapi ini adalah kabar benar-benar terjadi, bahwa petani kopra selama ini masih jauh dari sejahtera. Setiap hari mereka memproduksi kopra, hanya untuk melunasi hutang-hutangnya.

Lho kok bisa…? Mana mungkin mereka setiap hari produksi kopra, berkeringat, susah payah, tetapi penghasilan kopra mereka hanya cukup untuk menutupi sebagian hutang-hutangnya.

Menurut salah satu sumber dari salah seorang Anggota DPRD II di Maluku Utara bapak Abdurahman, dia mengatakan “Siklus Petani kopra ya memang demikian, mereka menjual kopra, mereka dapat uang, mereka bayar hutang, Habis uang. Mereka hutang lagi, hutang lagi, dan mereka bayar dengan kopra. Begitu memang siklusnya”.

Uang yang diperoleh oleh petani kopra memang tidak mencukupi untuk dapat hidup layak, untuk menyekolahkan anak-anaknya, untuk mendapatkan perawatan kesehatan yang maksimal. Mereka selalu terjerat oleh Kopra yang dihargai SANGAT RENDAH.

Ya, memang mana mungkin mereka dapat hidup layak, ketika penjualan kopra hanya cukup untuk melunasi hutang-hutangnya. Sangat tragis.

Yang jadi pemikiran sekarang adalah, bagaimana caranya agar bisa meningkatkan posisi tawar petani terhadap para tengkulak.

Selama ini petani belum ada alternatif lain untuk mengolah daging kelapa selain menjadi kopra, padahal Kopra inilah selama ini yang menjadi andalan penghidupan mereka sekaligus “menyengsarakan kondisi mereka”.

Jika dicari akar masalah, sebenarnya pemrosesan daging kelapa menjadi kopralah yang menjadi titik pangkal petani tidak sejahtera.Kenapa…?

Ada beberapa jawaban tentang pertanyaan tadi. Kopra yang dihasilkan oleh petani, biasanya telah melewati pengeringan kadar air. caranya bisa melalui penjemuran, pengasapan atau pengovenan. Waktu yang dibutuhkan untuk menghilangkan kadar tersebut membutuhkan waktu 3-7 hari. proses yang panjang dan membutuhkan energi yang besar.

Kemudian, kopra yang dihasilkan dengan cara penjemuran atau pengasapan, akan diperoleh warna yang kuning kecoklatan.Dan ketika dipress, minyak yang keluar akan berwarna kecoklatan, kotor dan bau.

Nah, sebetulnya disinilah pokok pangkal permasalahan. Minyak hasil kopra, untuk dapat menjadi minyak goreng yang layak dipasaran, maka harus dilakukan proses pemurnian. Cara yang umum adalah menggunakan sistim RBD (refining, Bleaching dan Deodorization atau pemurnian, pemucatan dan penghilangan bau). Ongkos produksi dengan cara RBD sangat tinggi, juga teknologinya tidak bisa dilakukan oleh skala UMKM.

Ongkos produksi yang tinggi pada proses RBD inilah yang menjadi penyebab perusahaan selalu menekan petani kopra untuk menjualnya dengan harga murah.

Sekarang, dengan ketemunya pokok persolan tersebut, maka harus dicari alternatif pemecahan masalah yang lebih berpihak kepada petani kopra tesebut. Solusi yang harus diketemukan  antara lain bagaimana caranya agar petani memiliki alternatif mengolah daging kelapa selain kopra, kemudian bagaimana caranya agar petani dapat menghasilkan minyak mentah sebagai bahan baku Minyak Goreng Kelapa (MGK) yang tentunya dengan penawaran harga yang kompetitif.

Jika proses ini bisa terlalui, maka sebenarnya inilah jawaban dari dari pertanyaan untuk memberdayakan petani kelapa.

Ada beberapa keutamaan jika petani mampu mengolah minyak mentah dari daging kelapa antara lain,

  1. tumbuhnya budaya produksi di masyarakat petani kelapa
  2. adanya posisi tawar yang kuat kepada produsen MGK untuk membeli minyak mentah kelapa bukan kopra dengan harga yang adil.
  3. baik petani maupun pabrikan MGK akan diuntungkan dengan ringkasnya proses transportasi yang pasti akan memangkas volume dibanding dengan kopra
  4. pabrikan MGK akan lebih mudah mengolah MGK dari minyak mentah daripada kopra, sehingga biaya produksi dapat ditekan. apalagi jika bahan minyak mentahnya berupa minyak yang bening, pasti pabrikan MGK tidak akan susah-susah dalam memurnikan prosesnya.

Saat ini sebenarnya sudah ada cara pengambilan minyak mentah dari daging kelapa yang memiliki kualitas bagus, bening warnanya, hampir seperti air, rendah nilai FFA nya, sehingga memudahkan pemrosesn menjadi MGK.

Dulu VCO atau virgin coconut oil sempat BOOMING, dimana-mana dikembangkan VCO, minyak ini sangat bagus, dan masuk ke dalam kriteria tadi, namun sayang, dengan perjalanan minyak ini mental dipasaran. Tidak laku. Produksi tidak seimbang dengan kebutuhan. Akhirnya minyak ini pun tidak terjual. Petani Kapok produksi lagi. Mati sudah impian petani kelapa tersebut.

Nah, jika cara-cara yang telah dilakukan terdahulu dimana petani mampu mengolah dengan cara VCO kemudian dikonversi menjadi minyak goreng kelapa inilah, yang menurut hemat saya akan menjadi jawaban dari persoalan diatas. Petani bisa menjual VCO curah ke pabrik, atau bahkan memproduksinya sendiri menjadi MGK yang berkualitas untuk dipasarkan sendiri.

Dengan cara ini, saya berkeyakinan pelan-pelan petani kelapa akan menemukan iramanya sendiri untuk meningkatkan taraf hidup mereka yang tidak lagi bergantung kepada kopra.

Kebetulan tentang contoh nyata dari proses ini sudah dikembangkan di Kawasan Industri Minyak Kelapa Yogyakarta, yang mampu mensinergikan pemrosesan minyak mentah yang bagus kemudian dioalah menjadi MGK yang berkualias super.

Kemudian, untuk petani kopra yang berada didaerah-daerah luar jawa, menjadi kewajiban siapakah yang bertanggung jawab untuk memecahkan persoalan petani yang masih mengolah kopra.

Saya kira seluruh stakeholder pemegang kebijakan yang menyangkut petani kopra wajib bertanggung jawab. Pemerintah yang bertugas memberikan pembimbingan dan arahan, kemudian para pakar yang memberikan solusi praktis terhadap masalah ini, pasti secara perlahan-lahan, masalah kesejahteraan petani kopra akan teratasi dan memang sudah saatnya petani kopra sejahtera.

oleh : Mansur Mashuri, ST*

* Praktisi Kelapa, tinggal di Yogyakarta

Info Pelatihan dan Konsultasi , Hub di No: 081328042283

Meninggikan Derajat Minyak Kelapa Sebagai Minyak Sehat

Minyak goreng kelapa di masyarakat, identik dengan sebutan minyak kampung. Mudah tengik, bau, kolesterol tinggi, tidak berkualitas, bahkan cap itu masih melekat sampai saat ini.

Saya berpikir hal tersebut wajar adanya, karena memang begitulah apa yang ada. Saat ini miyak goreng kelapa (MGK) banyak diproses secara tradisional, yang hasilnya hanya tahan kira-kira 2minggu sampai 1 bulan. Setelah itu tengik, bau dan tidak nyaman untuk konsumsi.

Ada yang bagus dari bahan baku kopra, minyaknya bening, banyak tersedia dipasaran, supermarket, swalayan dll. Harganya pun cukup MAHAL. Tetapi yang bisa proses adalah pabrik besar, investasi besar juga modal kerja besar. Sangat tidak relevan untuk industri kecil menengah.

Namun sekarang, saatnya untuk siap-siap untuk mengubah persepsi jelek ttg minyak kelapa. Untuk yang skala UMKM pun, jangan khawatir, PASTI bisa membuat MGK kualitas super. Untuk lihat kualitas MGK baca disini.

Pertanyaannya, ah apa bisa, merubah Image MGK menjadi baik dengan skala kecil, UMKM tetapi kualitas super. Jawaban saya, Pasti BISA.

Untuk yang terbiasa membuat MGK dengan kualitas cepat tengik, cepat bau dalam waktu 2minggu sampai 1 bulanan, sekarang telah ditemukan proses sederhana untuk membuatnya.

Cukup dengan proses netralisasi biasa, kemudian kalau perlu bleaching dan penyaringan, sekarang minyak anda yang sebelumnya hanya tahan 2-4 minggu, sekarang bisa tahan lebih dari 1 tahun. Dan yang menggembirakan, minyak anda akan bisa dibotolkan, sehingga bisa dipasarkan secara luas, yang bisa menyentuh berbagai lapisan pasar.

Cara yang sederhana ini telah dikembangkan di Kawasan Industri Minyak kelapa kulonprogo, masyarakat disana sudah menjalankan proses ini, sekarang pasarannya semakin luas ke berbagai kota  di Jawa.

Cara ini, sangat mungkin dapat dikembangkan di berbagai daerah, apalagi daerah-daerah penghasil kelapa, seperti Maluku, Sulawesi, sebagian Kalimantan, bahkan Jawa untuk mengikuti apa yang kami lakukan. Untuk Daerah penghasil kelapa di Luar Jawa, yang harga kelapa rata-rata Rp 500 per butir, sangat potensial untuk menjadi unggulan produk daerah. Bahkan saya sangat yakin, hal ini akan meningkatkan kesejahteraan petani, bila dibandingkan dengan hanya mengolah Kopra. Baca ulasan ttg perbandingan minyak goreng kopra disini atau disini.

Kami sangat senang jika ada dari berbagai daerah ingin belajar dan pelatihan di tempat kami. Sehingga dengan cara ini dapat meninggikan derajat minyak kelapa sebagai minyak sehat dan menjadi unggulan dalam memilih minyak Goreng. Jaminan Pasti bisa dan Puas.

Info Pelatihan : Mansur Mashuri (No Hp : 081328042283)

Standar Mutu Minyak Goreng Kelapa

Memulai suatu usaha industri di masyarakat sering mendapat halangan. apalagi yg berhubungan dengan industri pangan. Amankah apa yg kita produksi, halalkah apa yang kita konsumsi..? Maukah konsumen menerima produksi kita..? kira-kira begitulah, pertanyaan yang sering muncul pertama kali saat seseorang mencoba membuat industri baru. Tak terkecuali dalam membuat industri minyak kelapa premium. Karena teknik pembuatan dan produk yang bagus tidak menjamin adanya pengakuan publik, tetapi perlu pengakuan dari lembaga yang kredibel.

Baiklah, memang segala pertanyaan tersebut HARUS dijawab tuntas, agar hilang keraguan. Produsen aman berproduksi, masyarakat tenang mengkonsumsi dan tentunya barakahlah yang kita dapatkan.

Pada kesempatan kali ini, saya akan menerangkan tentang keamanan proses pembuatan minyak goreng kelapa yang memenuhi standar mutu minyak goreng kelapa.

Berdasarkan rumusan yang ada dari BSN (Badan Standarisasi Nasional) tentang minyak goreng tentang SNI Standar Nasional Indonesia yaitu SNI 01-3741-2002, SNI ini merupakan revisi dari SNI 01-
3741-1995, menetapkan bahwa stadar mutu minyak goreng kelapa antara lain :

No Kriteria uji Satuan Persyaratan
Mutu I Mutu II
1 Keadaan
1.1 Bau Normal Normal
1.2 Rasa Normal Normal
1.3 Warna Putih, kuning pucat sampai kuning
2 Kadar Air % b/b maks 0,1 maks 0,3
3 Bilangan asam mg KOH/gr maks0,6 maks 2
4 Asam linoleat (C18:3) dalam komposisi asam lemak minyak % maks 2 maks 2
5 Cemaran logam
5.1 Timbal (pb) mg/kg maks 0,1 maks 0,1
5.2 Timah (Sn) mg/kg maks 40,0*/250 maks 40,0*/250
5.3 Raksa (Hg) mg/kg maks 0,05 maks 0,05
5.4 Tembaga (Cu) mg/kg maks 0,1 maks 0,1
6 Cemaran Arsen (As) mg/kg maks 0,1 maks 0,1
7 Minyak Pelikan** negatif negatif
Catatan * Dalam kemasan kaleng
Catatan ** Minyak pelikan adalah minyak yang tidak dapat disabunkan

Standar mutu yang telah diterapkan oleh BSN ini dapat menjadi rujukan bagi produsen, untuk mengukur sejauhmana kualitas produk, apakah masuk ke dalam kelas mutu 1 atau mutu 2. Standar keamanan produk pun bisa dilihat dari kriteria cemaran logam.

Adanya parameter ini akan menjawab pertanyaan produsen dan calon konsumen terkait mutu dan keamanan produk, sehingga semuanya berjalan lancar.

lalu bagaimana agar standar SNI itu bisa kita penuhi dan diterapkan..? Upaya pertama yang kita lakukan adalah pergi ke LAB yang bisa menguji parameter diatas, tempatnya bisa di Laboratorium Perguruan tinggi seperti UGM, IPB dan lainnya, atau di Lab Pangan dan Gizi milik pemerintah di Kementrian Perindag atau lainnya.

Selanjutnya perijinan lainnya bisa diurus sesuai kebutuhan, seperti izin depkes atau ingin memperoleh pengakuan halal dari lembaga sertifikat halal LPPOM MUI.

Bagi yang berminat pelatihan dan pengembangan minyak kelapa premium hubungi saya di 081328042283

Teknik Pintar Membuat Minyak Kelapa

Masih mengupas tentang minyak kelapa, tulisan kali ini akan membahas tentang cara-cara pembuatan minyak kelapa, baik dilakukan secara modern ataupun tradisional. Kebetulan, Tulisan ini saya sadur dari blognya mas Adha, dengan harapan menjadi teknik pintar untuk menjadi minyak kelapa. semoga menjadi manfaat bersama ya….

Minyak kelapa merupakan bagian paling berharga dari buah kelapa. Kandungan minyak pada daging buah kelapa tua adalah sebanyak 34,7%. Minyak kelapa digunakan sebagai bahan baku industri, atau sebagai minyak goreng. Minyak kelapa dapat diekstrak dari daging kelapa segar, atau diekstrak dari daging kelapa yang telah dikeringkan (kopra). Untuk industri kecil yang terbatas kemampuan permodalannya, disarankan mengekstrak minyak dari daging buah kelapa segar. Cara ini mudah dilakukan dan tidak banyak memerlukan biaya. Kelemahannya adalah lebih rendahnya rendemen yang diperoleh.

Santan merupakan suatu dispersi atau suspensi cairan dalam cairan dalam hal ini minyak dalam air, molekul cairan tersebut tidak saling berbaur tetapi saling antagonistik disebut juga emulsi (Winarno,1992). Santan juga disebut sebagai hasil ekstraksi kelapa parut dengan menggunakan air. Jika santan tersebut didiamkan, secara perlahan akan terjadi pemisahan bagian yang banyak mengandung minyak dengan bagian yang sedikit mengandung minyak. Bagian yang banyak mengandung minyak disebut dengan krim, sedangkan bagian yang sedikit mengandung minyak disebut dengan skim. Sifat dari krim lebih ringan dibandingkan dengan skim, oleh karena itu krim berada di bagian atas, sedangkan skim berada di bagian bawah.

Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak dari bahan yang mengandung minyak. Ada tiga proses pengolahan minyak kelapa yang umumnya dilakukan yaitu; metode ekstraksi, yaitu proses basah (wet process), proses kering dengan tekanan, dan proses dengsan pelarut (solvent). Proses basah ditandai dengan penambahan air, sedangkan proses kering tanpa penambahan air. Proses ekstraksi minyak kelapa umumnya membutuhkan dua bentuk energi, yaitu energi mekanis dan energi panas (termal). Energi mekanis berfungsi untuk memecahkan dinding sel, sedangkan energi panas selain utnuk merusak dinding sel juga untuk menurunkan kekentalan (viskositas) minyak dan mengatur kadar airnya.

Ketiga metode tersebut secara spesifik menggunakan panas, yang bertujuan untuk menggumpalkan protein pada dinding sel dan untuk memecahkan dinding sel tersebut sehingga mudah ditembus oleh minyak yang terkandung di dalamnya. Minyak diambil dari daging buah kelapa dengan salah satu cara berikut, yaitu:

1) Cara basah

a. Cara Basah Tradisional.
Cara basah tradisional ini sangat sederhana dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan yang biasa terdapat pada dapur keluarga. Pada cara ini, mula-mula dilakukan ekstraksi santan dari kelapa parut. Kemudian santan dipanaskan untuk menguapkan air dan menggumpalkan bagian bukan minyak yang disebut blondo. Blondo ini dipisahkan dari minyak. Terakhir, blondo diperas untuk mengeluarkan sisa minyak.

b. Cara Basah Fermentasi.

Cara basah fermentasi agak berbeda dari cara basah tradisional. Pada cara basah fermentasi, santan didiamkan untuk memisahkan skim dari krim. Selanjutnya krim difermentasi untuk memudahkan penggumpalan bagian bukan minyak (terutama protein) dari minyak pada waktu pemanasan. Mikroba yang berkembang selama fermentasi, terutama mikroba penghasil asam. Asam yang dihasilkan menyebabkan protein santan mengalami penggumpalan dan mudah dipisahkan pada saat pemanasan.

c. Cara Basah Lava Process.

Cara basah lava process agak mirip dengan cara basah fermentasi. Pada cara ini, santan diberi perlakuan sentrifugasi agar terjadi pemisahan skim dari krim. Selanjutnya krim diasamkan dengan menambahkan asam asetat, sitrat, atau HCl sampai pH 4. Setelah itu santan dipanaskan dan diperlakukan seperti cara basah tradisional atau cara basah fermentasi. Skim santan diolah menjadi konsentrat protein berupa butiran atau tepung.

d. Cara Basah “Kraussmaffei Process”.

Pada cara basah ini, santan diberi perlakuan sentrifugasi, sehingga terjadi pemisahan skim dari krim. Selanjutnya krim dipanaskan untuk menggumpalkan padatannya. Setelah itu diberi perlakuan sentrifugasi sehingga minyak dapat dipisahkan dari gumpalan padatan. Padatan hasil sentrifugasi dipisahkan dari minyak dan dipres untuk mengeluarkan sisa minyaknya. Selanjutnya, minyak disaring untuk menghilangkan kotoran dan padatan. Skim santan diolah menjadi tepung kelapa dan madu kelapa. Setelah fermentasi, krim diolah seperti pengolahan cara basah tradisional.

2) Cara pres

Cara pres dilakukan terhadap daging buah kelapa kering (kopra). Proses ini memerlukan investasi yang cukup besar untuk pembelian alat dan mesin.

3) Cara ekstraksi pelarut

Cara ini menggunakan cairan pelarut (selanjutnya disebut pelarut saja) yang dapat melarutkan minyak. Pelarut yang digunakan bertitik didih rendah, mudah menguap, tidak berinteraksi secara kimia dengan minyak dan residunya tidak beracun. Walaupun cara ini cukup sederhana, tapi jarang digunakan karena biayanya relatif mahal.



Bisnis Untung, Masyarakat sehat jadi Untung


Jika anda masih ragu tentang manfaat minyak goreng kelapa, dan ragu mau memulai bisnisnya, ada baiknya, anda memperhatikan dengan seksama tulisan dibawah ini.

Sebenarnya kelapa memiliki banyak manfaat kesehatan karena kaya serat dan gizi, fungsinya bisa sebagai makanan dan obat-obatan. Fakta ini sering terbalikkan dengan gencarnya iklan minyak sehat lain.

Kekeliruan pandangan bahwa minyak kelapa tidak sehat karena kandungan lemak jenuhnya tinggi, tetapi ternyata sekarang diketahui bahwa lemak dalam minyak kelapa adalah unik dan berbeda dari kebanyakan semua lemak dan memiliki banyak sifat memberi kesehatan. Dan sekarang sudah memperoleh pengakuan sebagai makanan sehat dan bergizi.

Minyak kelapa telah digambarkan sebagai “minyak yang paling sehat di bumi.”  Itu pernyataan yang cukup luar biasa.  Apa yang membuat minyak kelapa begitu baik? Apa yang membuatnya berbeda dari semua minyak lain, terutama lemak jenuh lainnya?

Sekarang kita jawab satu persatu.

Perbedaannya terletak pada molekul lemak. Semua lemak dan minyak tersusun dari molekul yang disebut asam lemak. Ada dua metode untuk mengklasifikasi asam lemak. Pertama Anda mungkin akrab dengan istilah kejenuhan. Anda memiliki lemak jenuh, lemak tak jenuh tunggal, dan lemak tak jenuh ganda. Sistem klasifikasi lain didasarkan pada ukuran atau panjang molekul dari rantai karbon asam lemak dalam masing-masing.

Asam lemak rantai panjang terdiri dari atom karbon dengan atom hidrogen melekat. Dalam sistem ini Anda memiliki rantai pendek asam lemak (SCFA), asam lemak rantai menengah-rantai, medium chain fatty acid (MCFA), dan asam lemak  rantai panjang, long chain fatty acid (LCFA).

Minyak kelapa sebagian besar isinya tergolong asam lemak rantai menengah  (MCFA), juga dikenal sebagai trigliserida rantai menengah (MCT).

Sebagian besar lemak dan minyak dalam makanan kita, apakah mereka jenuh atau tak jenuh atau berasal dari hewan atau tumbuhan, terdiri dari asam lemak rantai panjang (LCFA). Hampir 98-100% dari semua asam lemak yang Anda konsumsi adalah LCFA.

Ukuran asam lemak adalah sangat penting. Mengapa? Karena tubuh kita akan merespon dan memetabolisme  masing-masing asam lemak berbeda, tergantung pada ukurannya. Efek fisiologis MCFA dalam minyak kelapa jelas berbeda dari LCFA lebih umum ditemukan dalam makanan kita.

Asam lemak jenuh dalam minyak kelapa adalah didominasi asam lemak rantai menengah . Sementara itu baik lemak jenuh dan tak jenuh yang ditemukan dalam daging, susu, telur, dan tanaman (termasuk hampir semua minyak nabati) yang terdiri dari LCFA.

MCFA sangat berbeda dari LCFA. Mereka tidak memiliki efek negatif pada kolesterol dan membantu melindungi terhadap penyakit jantung. MCFA membantu menurunkan resiko baik aterosklerosis dan penyakit jantung. Hal ini terutama disebabkan oleh MCFA dalam minyak kelapa yang membuatnya begitu istimewa dan sangat menguntungkan.

Hanya ada sedikit sumber makanan yang mengandung MCFA.  Sejauh ini sumber terbaik dari kelapa dan minyak inti sawit, bukan minyak sawit 🙂

Dengan uraian diatas, saya percaya, anda yang berjiwa ilmiah dan bisnis, pasti tidak akan melewatkan peluang bisnis yang menguntungkan ini.Dengan bisnis minyak goreng kelapa, bisnis akan untung, tetapi yang lebih jelas, masyarakat akan lebih diuntungkan karena menjadi lebih sehat. Jadi Untung berlipat.

Sumber : disadur dari sini

By : Mansur Mashuri, ST (Tukang Kelapa)

Bagi yang berminat untuk mengembangkan bisnis MGK, kami menerima konsultansi dari alat dan prosesnya.